Biarkan aku membakar segalanya
kemarahan, kebencian, keangkuhan
dari yang kau anggap tempatmu berpijak selama ini
keserakahanmu membuat lautku bergejolak
kutamparkan tsunami di wajahmu sebagai ombak
karena aku telah muak, muak dengan segala lelucon ambisimu
sadar................
lihat dengan hati nurani
kasat mata banjir mampir tiap hari
panas matahari kian menjadi misteri
tanah kering hanya diam bersama orang mati
tak cukupkah diamku menjadi nyanyian untuk anak kecilmu
tak sanggupkah sebentuk udara merombak hitamnya nasibmu
ataukah engkau harus merobohkan seluruh hutan-hutanku
aku telah memberimu beribi peringatan
ku sapa engkau dengan gempa yang meruntuhkan hasil karyamu
ku senandungkan engkau dengan semilirnya topan dan badai
lalu ku belai engkau dengan tsunami
namun engkau tak peduli
jika memang tangisan hutan tak membuatmu sadar
bukan artinya engkau tak mendengar
namun engkau buta hati
engkau telah merubah hatimu dengan besi karatan
sehingga suara rubuh pohon di depanmu sendiri
engkau anggap nyayian tidurmu
aku muak.........muak...muaaak
maka biarkan aku sendiri menentukan nasibmu
karena aku memang tuhan.
kemarahan, kebencian, keangkuhan
dari yang kau anggap tempatmu berpijak selama ini
keserakahanmu membuat lautku bergejolak
kutamparkan tsunami di wajahmu sebagai ombak
karena aku telah muak, muak dengan segala lelucon ambisimu
sadar................
lihat dengan hati nurani
kasat mata banjir mampir tiap hari
panas matahari kian menjadi misteri
tanah kering hanya diam bersama orang mati
tak cukupkah diamku menjadi nyanyian untuk anak kecilmu
tak sanggupkah sebentuk udara merombak hitamnya nasibmu
ataukah engkau harus merobohkan seluruh hutan-hutanku
aku telah memberimu beribi peringatan
ku sapa engkau dengan gempa yang meruntuhkan hasil karyamu
ku senandungkan engkau dengan semilirnya topan dan badai
lalu ku belai engkau dengan tsunami
namun engkau tak peduli
jika memang tangisan hutan tak membuatmu sadar
bukan artinya engkau tak mendengar
namun engkau buta hati
engkau telah merubah hatimu dengan besi karatan
sehingga suara rubuh pohon di depanmu sendiri
engkau anggap nyayian tidurmu
aku muak.........muak...muaaak
maka biarkan aku sendiri menentukan nasibmu
karena aku memang tuhan.